Rabu, 06 April 2016

SUKU LAMPUNG

FARAH DITA LARASATI
2225153388
15 SASTRA B

MID TEST BUDAYA DAN KEARIFAN LOKAL

SUKU LAMPUNG





Suku dan budaya di Indonesia sangatlah beragam. Begitu pula sistem kemasyarakatan yang dianut oleh masing-masing kelompok atau suku tertentu. Salah satunya adalah sistem kekerabatan.
Suku Lampung menganut prinsip penarikan garis keturunan yang bersifat patrilineal atau patriaki. Dimana pada sistem patriaki posisi pria lebih diutamakan. Contohnya pada masyarakat Saibatin, pengelompokan dalam satu kampung membentuk sebuah klen kecil yang disebut sebatin yang terbentuk atas dasar keturunan atau perkawinan. Secara umum anak laki-laki tertua dari keturunan yang lebih tua mempunyai kedudukan istimewa, yaitu sebagai ahli waris keluarganya. Walaupun masyarakat Suku Lampung menganut nilai patriaki, tidak sepenuhnya kedudukan pria Suku Lampung lebih tinggi dari wanitanya. Wanita Suku Lampung diperbolehkan menganyam pendidikan, diperbolehkan bekerja, dan menjadi pribadi yang mandiri. Namun posisi tertinggi dalam keluarga, suku, dan adat, yang diutamakan tetap kaum pria.

Masyarakat Suku Lampung sangat taat terhadap adat yang berlaku. Contohnya ada pada masyarakat Lampung Pepadun. Pada masyarakat Lampung Pepadun berlaku hukum adat yang didasarkan pada Piagam Adat Lampung Siwo Migo. Pelanggaran terhadap ketentuan adat yang berlaku akan dikenai sanksi berupa denda atau keharusan melaksanakan upacara adat. Orang-orang Lampung dikenal memiliki watak keras dan mereka sangat menjunjung tinggi harga diri. Lampung merupakan salah satu kota migrasi terbesar di Indonesia. Tentunya banyak pendatang yang berasal dari berbagai daerah diluar Lampung. Pada masyarakat Lampung yang berada di daerah atau suku tertentu, mereka masih sangat membedakan antara suku atau daerahnya dengan orang-orang dari suku atau daerah diluar Lampung.

Masyarakat Lampung memiliki beberapa falsafah hidup yang sampai saat ini masih mereka pertahankan. Diantaranya yaitu: Pi'il Pesenggiri, yaitu segala sesuatu yang menyangkut harga diri, perilaku dan sikap hidup yang dapat menjaga dan menegakkan nama baik dan martabat secara pribadi maupun kelompok yang senantiasa dipertahankan; SakaiSambaian, yaitu gotong royong, tolong-menolong, bahu membahu, dan saling memberi sesuatu yang diperlukan bagi pihak lain; Nemui Nyimah yaitu bermurah hati dan ramah tamah terhadap semua pihak baik terhadap orang dalam kelompoknya maupun terhadap siapa saja yang berhubungan dengan mereka; Nengah Nyappur, yaitu tata pergaulan masyarakat Lampung dengan kesediaan membuka diri dalam pergaulan masyarakat umum dan pengetahuan luas; dan Bejuluk Baedek, yaitu tata ketentuan pokok yang selalu diikuti dan diwariskan turun temurun dari zaman dahulu.

Selain itu, masyarakat Lampung juga berpegang pada prinsip sebagai berikut: mak nyerai ki mak karai, mak nyedor ki mak bador, yaitu berani menghadapi tantangan; ratong banjir mak kisir, ratong barak mak kirak yaitu teguh pendirian; asal mak lesa tilah ya pegai, asal mak jera tilah ya kelai, yaitu tekun dalam meraih cita-cita; pak huma pak sapu, pak jelma pak semapu, sepuluh pandai sebelas ngulih-ulih, sepuluh tawai sebelas milih-pilih, yaitu memahami anggota masyarakat yang kehendaknya tidak sama; wat andah wat padah, repa ulah riya ulih, yaitu hasil yang kita peroleh tergantung usaha yang kita lakukan; dang langkang dang nyapang, mari pekon mak ranggang, dang pungah dang lucah, mari pekon mak belah, yaitu mengutamakan persatuan dan kekompakan; dan way ni dang robok, iwa ni dapok, yaitu arif dan bijaksana dalam memecahkan masalah.

Lampung merupakan daerah yang kaya akan budayanya. Salah satunya adalah tarian tradisional. Beberapa diantaranya adalah:
Ø  Tari Sigeh Pengunten
Tari sigeh pengunten (siger penguntin) merupakan salah satu tari kreasi baru dari daerah Lampung. Tari ini merupakan pengembangan dari tari sembah yang merupakan tari tradisi asli masyarakat Lampung. Tari sigeh pengunten merupakan sintesis dari dua indentitas kebudayaan yang ada di Lampung. Tari ini menyerap gerak tarian baik dari adat Pepadun maupun adat Peminggir menjadi satu kesatuan yang harmonis dan dapat diterima masyarakat luas. Koreografi tari ini mengambil unsur dari berbagai tari tradisional Lampung untuk merepresentasikan budaya Lampung yang beragam. Tari Sigeh Pengunten digunakan dalam penyambutan tamu penting seperti penyambutan tamu dalam acara-acara resmi seperti prosesi pernikahan. Tari ini menggambarkan ekspresi kegembiraan atas kedatangan para tamu undangan. Selain itu, makna esensial dari tari ini merupakan bentuk penghormatan kepada para tamu undangan yang hadir. Dalam tari ini, para penari mengekspresikan hal tersebut dalam rangkaian gerakan yang luwes, ramah, dan penuh kehangatan.
Ø  Tarian Cangget
Tarian Cangget merupakan Tarian yang menggambarkan pergaulan yang dilakukan oleh muda mudi untuk mencari jodoh. Waktu Tari Cangget ditarikan biasanya para orang tua memperhatikan dan menilai gerak-gerik mereka dalam membawakan tarian ini. Kegiatan seperti ini oleh masyarakat Lampung disebut dengan nindai. Tujuannya pun tidak hanya sekedar melihat gerak-gerik pemuda atau pemudi saat sedang menarikan Tari Cangget, melaiinkan juga untuk melihat kehalusan budi, ketangkasan dan keindahan ketika mereka berdandan dan mengenakan pakaian adat Lampung.
Ø  Tarian Bedana
Tarian Bedana merupakan tarian muda mudi yang dilakukan atas kegembiraan yang dipentaskan di daerah lampung. Tari bedana yang diyakini bernapaskan agama Islam merupakan tari tradisional, mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung yang ramah dan terbuka sebagai simbol persahabatan dan pergaulan.
Ø  Tari Melinting
Tari Melinting merupakan Tarian yang menjadi aset Bandar Lampung sejak dahulu kala yang merupakan peninggalan dari Ratu Melinting. Keagungan Ratu Melinting yang tersohor pada jaman itu. Dimana para penarinya hanya sebatas putera dan puteri Ratu Melinting yang di pentaskan di Balai Adat. Pada waktu dulu Tarian Melinting hanya dilakukan dilingkungan keraton atau keluarga, sekarang tarian ini dilakukan secara umum dan biasanya untuk penyambutan tamu.
Ø  Tari Merak
Tari Merak banyak dipentaskan di seluruh Indonesia bahkan ada beberapa provinsi juga memiliki Tari Merak. Begitu juga dengan lampung memiliki tarian merak yang berfungsi untuk penyambutan gelar. sebuah tari yang mengisahkan kehidupan burung merak yang serba indah. Tarian ini melambangkan keluhuran budi dan susila rakyat Lampung.


Sumber:
Sayuti, Husin. 1992. Pengetahuan sikap dan persepsi mengenai Pi’il Pesenggiri pada masyarakat etnik suku Lampung dalam Kodamadya Bandar Lampung. Universitas Lampung

http://ulunlampung.blogspot.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar