Nama : Dhiya
Thifalni Qurratul’ain
NIM :
2225154770
Kelas : 15
Sastra B
Mata Kuliah :
Budaya dan Kearifan Lokal
TARI SAMAN GAYO
LUES, FUNGSI DAN FILOSOFINYA
Tari Saman adalah sebuah
kesenian tari yang berasal dari Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darusalam. Tari ini
merupakan kolaborasi antara seni tari dan seni suara yang dijuluki sebagai tari
Tangan Seribu oleh Ibu Tien Soeharto.
Kata Saman menjadi nama
kesenian tradisional di Gayo Lues karena orang yang pertama mengajarkan dan mengembangkan
agama Islam di Dataran Tinggi Gayo bernama Syeh Saman. Sedangkan untuk gerakan
tari, tari Saman berasal dari satu peristiwa atau sejarah yang sama
seperti halnya tari Didong dan Bines yang juga berasal dari Gayo
Lues. Seperti yang tergambar dalam cerita rakyat Asal-usul Gajah Putih yang
dikumpulkan oleh Sulaiman Hanafiah dkk, diceritakan bahwa gerakan tangan ppara
lelaki yang dilakukan pada cerita Asal-usul Gajah Putih tersebut selalu
diulang-ulangi sehingga menjadi tradisi dan kebiasaan (kesenian) para pemuda
pada waktu itu dan ditirukan oleh Syeh Saman pada saat menyebarkan agama Islam.
Menurut cara dan tempat persembahan
dari tari saman, tari saman dapat dibagi menjadi 6 macam, yaitu:
- Saman Jejunten
Saman Jejunten dilakukan pemuda
pada malam hari, dianggap sebagai latihan dan susunan atau posisi dilakukan
secara sembarangan. Merupakan salah satu kesempatan untuk mengarang atau
membuat lagu baru oleh pemain saman dan gerakan selalu didiskusikan sehingga
lahir lagu (gerak) baru.
- Saman Jalu
Saman Jalu atau festival biasanya
dilakukan pada Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, dipersembahkan
satu persatu di atas panggung dan diberi nilai oleh dewan juri.
- Saman Hiburan
Tari Saman Hiburan inilah yang
biasanya dipersembahkan untuk menghibur para tamu pada acara-acara tertentu.
Syairnya biasanya berisi sanjungan dan pujian terhadap tamu yang hadir.
- Saman Njik
Saman Njik dilakukan pada saat
merontok (jamu njik) padi. Dilakukan pada saat istirahat merontok padi
dalam posisi duduk diatas pematang sawah. Pada saat inilah kesempatan bagi para
pemuda untuk menyampaikan isi hatinya kepada pemudi-pemudi yang menonton.
- Saman Kumah Sara
Dilaksanakan pada acara pesta
pernikahan pada suku Gayo yang selalu dilakukan pada malam hari (Kumah Sara)
- Jamu Saman
Jamu Saman dilakukan dengan
mengundang pemuda kampung lain untuk menari saman semalam suntuk. Terbagi
menjadi 2 macam yaitu Jamu Saman Sara Ingi yang menari saman hanya satu
malam saja, dan Jamu Saman Roa Ingi yang dilakukan dua hari dua malam.
Seperti halnya gerakan dan syair
Saman yang digunakan pada saat menari memiliki makna tersendiri tergantung pada
situasinya, atribut yang dikenakan oleh para pemain sama juga memiliki makna
tersendiri, lebih spesifiknya adalah warna pakaian yang memilik makna tersendiri,
yaitu:
- Kuning: lambang keagungan
- Hijau: lambang kemakmuran
- Merah: lambang keberanian
- Putih: lambang kesucian
Fungsi dan Filosofi Tari Saman
Tari Saman memiliki banyak sekali
peminat, nasional maupun internasional. Sehingga banyak orang berpikir bahwa
fungsi dari tari saman itu sendiri hanyalah sebagai hiburan yang dipersembahkan
kepada para tamu pada acara-acara tertentu. Walaupun sebenarnya tidaklah
seperti itu. Beberapa fungsi tari saman adalah:
1)
Mempererat hubungan sosial antara keluarga dan
teman
2)
Kelestarian stabilitas budaya Gayo Lues
3)
Pendidikan: amanat-amanat yang disampaikan dalam
masing-masing penampilan. Mengingatkan tentang peraturan dan adat istiadat
Gayo.
4)
Hiburan
5)
Sarana penyampaian dakwah agama Islam.
6)
Sarana komunikasi untuk hal-hal yang sulit untuk
dikatakan secara langsung.
Selain bermacam-macam fungsi, tari
Saman juga memiliki filosifi sendiri didalamnya. Filosofi tari Saman dominan
terdapat di dalam kaedah-kaedah yang penuh prinsip dan harus dipegang teguh,
menjadi penyelaras dan penyeimbang sehingga kelestarian tari saman dapat
terjaga, yaitu:
1) Penari
tari saman adalah laki-laki, bukanlah perempuan. Karena secara fitrah dan
kodrat perempuan tidak mungkin bermain sama dengan memukul dada dengan keras
untuk mengeluarkan suara seperti bunyi gendang. Terlebih lagi mengingat tarian
ini pada awalnya lembut namun pada saat lainnta bergerak dengan cepat, memukul
paha dan dada dengan keras. Dan untuk yang menggabungkaan perempuan dengan
laki-laki, hal ini sangat bertentangan dengan nilai yang terdapat di Gayo Lues,
mengingat rakyat gayo lues beragama Islam tidak akan pernah menggabungkan
antara laki-laki dengan perempuan yang bukan muhrim karena hukumnya haram.
2) Jumlah
pemain tari saman ganjil. Perlunya berjumlah ganjil dalam saman karena yang
berada ditengah adalah koordinator dalam permainan sama tersebut yang biasa
disebut penangkat.
3) Posisi
tarian adalah duduk berlutut dan berjejer dalam satu barisan dengan saaling
bertemu bahu. Tidak dilakukan dalam posisi jongkok atau berdiri.
4) Kostum
yang digunakan menutup aurat.
5) Penari
saman sekaligus berperan dalam mengendalikan tarian saman dengan memadukan
unsur seni tari dan suara. Artinya tidak boleh dikendalikan dan dinyanyikan
oleh orang yang berada di luar penari. Terpadunya unsur seni suara denfan seni
tari dalam arti keterpengaruhan antara keduanya adalah fleksibel.
6) Tari
Saman tidak menggunakan alat musik (instrumen). Suara musik dihasilkan dari bertepuk
tangan, memukul dada dan paha serta dari suara hasil gesekan ibu jari dan jari
tengah, sehingga tidak diperlukan alat rekaman untuk menyuarakan nyanyian.
7) Gerakan
utama menggerakan tangan dari paha ke dada arah sejajar atau bersilang,
bertepuk tangan, menggelengkan atau mmenganggukkan kepala, menggerakkan badan
ke depan, ke belakang, memutar ke samping, selang seling, dan bergoncang.
8) Gerakan
pada tari Saman merupakan satu kesatuan dari awal hingga akhir pementasan,
yaitu anrara satu gerakan lagu dengan gerakan lainnya tidak ada jeda.
9) Nyanyian
yang utama diawali dengan rengum (suara berguman) "mmm.....m"
sambil menarik napas panjang, dengan maksud mendatangkan dorongan semangat dan
kekuatan kepada diri penarinya, sehingga tidak akan dirasakan sakit ketika dada
dipukul. Kemudian dering (nyanyian penghayatan dengan mengucapkan lafal
tauhid walaupun tidak sedalam sebelumnya. Dilanjutkan redet (nyanyian
seseorang), saur (nyanyian bersama mengikuti yang dinyanyikan dalam
redet), dilengkapi dengan sek (nyanyian dengan nada tinggi melengking).
10) Tujuan
dari tari saman adalah menjalin tali silaturrahim dan persaudaraan yang disebut
beserinen. Hal ini tercermin pada Saman Jalu dan Jamu Saman. Meskipun tarian
yang dipertandingkan dan dilakukan oleh dua kelompok secara berhadap-hadapan,
kalah-menang bukanlah sebagai tujuan melainkan hanya sebagai hiasan dalam
pertandingan.
Daftar Pustaka:
- Isma Tantawi. Buniyamin S.
2011. Pilar-pilar Kebudayaan Gayo Lues. Medan: USU Press.
- http://www.lpsn.info/content/filosofi-tari-saman
Maaf kalau anda ingin menulis mengenai tari saman gayo lues, menurut saya itu bagus sekali, karena saya juga orang gayo lues yang kuliah di semarang, tapi tolong di bedakan antara tari saman gayo lues dan saman yang tidak mempunyai asal usul dan makna, seperti gambar tulisan saudara, tidak pernah di gayo lues itu tari saman di mainkan oleh kaum perempuan, tentunya tulisan anda sangat merugikan gayo lues
BalasHapustolong gambarnya di ganti sama saman gayo lues itu, yang laki-laki
Hapus