Rabu, 06 April 2016

Menyelami Makna Tari Tor-Tor

Nama : Bagas Anjar Nugroho
Kelas  :15 Sastra B
NIM   : 2225155582



Tari  tor-tor merupakan tari tradisional yang berasal dari Sumatra Utara khusunya suku Batak. Tari tor-tor adalah  tarian seremonial yang disajikan dengan musik gondang. Secara fisik tor-tor memang  merupakan tarian, namun terdapat arti yang lebih dari gerakan-gerakannya yang menunjukkan bahwa tari tor-tor adalah sebuah media komunikasi melalui gerakan yang disajikan antara partisipan upacara.
Menurut Togarma Naibaho, kata "Tor-tor" berasal dari suara entakan kaki penarinya di atas papan rumah adat Batak. Penari bergerak dengan iringan musik gondang yang juga berirama mengentak. Tarian ini dibawakan pada saat upacara kematian, panen, penyembuhan, dan pesta lainnya seperti dalam pesta bius  (pengorbanan hewan), mangase taon (tahun baru), pesta saring-saring  (membersihkan tulang belulang), dan lainnya. Durasi tari tor-tor beragam, mulai dari tiga menit hingga sepuluh menit, tergantung dari sang penyelenggara acara atau suatu rombongan tertentu.
Terdapat tiga makna dalam tari tor-tor. Yang pertama adalah  sebagai sarana ritual. Tarian ini memiliki tiga proses ritual. Yakni ritual penyembahan penunjukan ketaatan pada Tuhan yang ditunjukan melalui musik persembahan pada Sang Penguasa Alam yang dimainkan sebelum tarian dimulai. Kemudian dilanjutkan ritual untuk leluhur dan orang-orang masih hidup yang dihormati. Terakhir, pesan untuk khalayak ramai yang hadir dalam upacara atau acara dimana tari tor-tor tersebut dibawakan. Setelah ritual dilakukan barulah dilanjutkan ke tema upacara atau acara itu.
Makna kedua adalah sebagai penyemangat jiwa manusia. Yang dimaksud sebagai penyemangat jiwa adalah bahwa tari tor-tor dimainkan untuk memberi “makanan” pada jiwa sehingga bisa membangkitkan jiwa-jiwa yang ada dalam diri manusia.
Makna ketiga dari tari tor-tor adalah tidak lain sebagai sarana untuk menghibur melalui keindahan gerakannya dan kehikmatan penarinya saat membawakan tari ini.
Terdapat tujuh bagian dalam tari tor-tor. Bagian pertama disebut gondang mula-mula , berupa tabuhan gendang bertalu-talu. Pada saat gendang mulai ditabuh, para penari mengambil sikap menyembah dengan gerakan yang halus. Gerakan menyembah merupakan simbol tunduk pada Sang Pencipta.
Bagian kedua adalah gondang dewata . Gerakan penari mulai hidup dan bebas mengikuti tabuhan gondang yang meriah. Ulos yang semula dililitkan mulai dikibaskan. Para penari membuat gerakan berputar di tempat sambil menyembah. Bagian ini merupakan tarian yang ditujukan untuk menghormati para dewa.
Bagian ketiga, gerak tari semakin rampak dengan liukan pinggang, jemari tangan, dan kerlingan mata.  Musik gondang pengiringnya pun iramanya semakin bersemangat.  Gerakan-gerakan ini merupakan penghormatan kepada para leluhur atau nenek moyang.
Bagian keempat dan kelima merupakan tarian kisah  atau mangaliat  yang dipersembahkan kepada para hadirin. Tarian ini menggambarkan berkat dan kemakmuran.  Pada bagian ini, para penari pria meletakkan tangan di atas penari wanita sebagai tanda memberi berkat. Sedangkan  para penari wanita mengarahkan tangan secara terbuka di bawah dagu penari pria sebagai tanda menerima berkat.
Bagian keenam  adalah tor-tor sitioti atau kemurnian. Tarian ini diiringi irama gondang yang tenang dan agung. Para penari mengambil sikap hormat dengan menyembah seolah sedang menunggu sesuatu.
Pada bagian terakhir atau ketujuh para penari menarik ulosnya, lalu mengangkat tangan sambil berteriak “Horas!”
Tarian tor-tor tradisional sampai sekarang masih lestari. Namun, tarian ini hanya diadakan pada ritual-ritual adat yang besar. Sedangkan tarian tor tor yang digelar pada acara-acara yang bukan ritual adat biasanya merupakan tarian tor tor yang sudah berubah atau bertransformasasi menjadi tor-tor modern  dan menyesuaikan zamannya.
Sekarang, tor-tor modern menempatkan diri sebagai tarian pergaulan  pada setiap kegiatan orang Batak dimana pun, seperti untuk upacara perkawinan, reuni atau kumpul-kumpul kekerabatan, acara perpisahan sekolah, bahkan memeriahkan kemenangan pertandingan sepak bola.
Kesimpulannya adalah tari tor-tor merupakan tari tradisional yang berasal dari Sumatra
Utara yang memiliki tiga makna utama yaitu sebagai sarana ritual kepada Tuhan, leluhur dan orang terhormat, sebagai penyemangat jiwa manusia, dan sebagai  hiburan. Terdapat tujuh bagian dalam tari tor-tor dimana tiap bagian memiliki gerakan gerakan yang menyimbolkan sesuatu. Walaupun telah banyak versi tari tor-tor yang modern yang dibawakan diberbagai acara, tari tor-tor yang asli dan tradisional masih terjaga tanpa mengurangi makna dan arti tarian tersebut.















Sumber:
1.      Majalah Bobo Kidnesia E-Magazine


Tidak ada komentar:

Posting Komentar