Kamis, 07 April 2016

Cornelia Dea Regita 15’SB | 2225151195 SISTEM KEPERCAYAAN SUKU SAKAI


Manusia adalah makhluk dinamis; senantiasa menginginkan perubahan. Sama halnya dengan pemikiran manusia. Menurut filsuf Auguste Comte, dalam perkembangan pemikiran manusia terdapat 3 tahap; Teologis, Metafisik dan Positif. Dalam tahap Teologis manusiapercayabahwadibelakanggejala-gejalaalamterdapatkekuasaantingkatan yang lebihtinggidarimakhluk-makhlukhidupbiasa.Tahap teologisinikemudian dapatdibagilagimenjaditigaperiode, diantaranyaadalahAnimisme (Percaya pada ruh-ruh ghaib), Politeisme (Percaya pada dewa-dewa), Monoteisme (Percaya pada satu Tuhan). Setelah tahap Teologis, dilanjutkan pada tahap Metafisik dimana manusia mulai percaya pada hukum alam. Terakhir sekaligus menjadi tahap tertinggi di kehidupan manusia adalah dimana segala sesuatu harus bisa dibuktikan berdasarkan rasionalitas akal dan data-data empiris. Namun di zaman serba modern yang menggunakan pola pikir positif ini, masih terdapat sekumpulan manusia yang berpegang teguh pada kepercayaan nenek moyang yang bersifat animistik. Salah satunya adalah suku Sakai (Salah satu suku keturunan Minangkabau yang telah hidup di pedalaman Riau sejak Abad ke 14.)
*Sistem Kepercayaan yang dianut dan dijunjung tinggi masyarakat Sakai hingga saat ini adalah bersifat animistik.Inti dari agama nenek moyang masyarakat Sakai ini adalah kepercayaan terhadap keberadaan Antu/ mahluk gaib yang hidup di sekitar mereka. Antu mungkin tak terlihat, tetapi mereka ada. Antu juga memiliki kehidupan layaknya manusia. Mereka hidup berkelompok dan memiliki kawasan pemukiman layaknya manusia pada umumnya. Pusat pemukiman Antu ini dipercaya berada di tengah-tengah hutan rimba belantara yang tidak dijamah manusia. Namun tak bisa dipungkiri bahwasannya akibat banyaknya pembukaan hutan untuk perkebunan sawit, pemukiman penduduk baru serta program transmigrasi, kepercayaan akan Antu ini tak lagi sekental dulu. Selain itu juga meskipun kini banyak di antara masyarakat Sakai telah memeluk agama lain seperti Islam dan Kristen, dalam prakteknya, peralihan kepercayaan itu tak memupus kebiasaan mereka mempraktekkan ajaran nenek moyang yang masih diselimuti unsur animisme, magis dan makhluk halus.  Hal ini secara tidak langsung menjadi suatu konstruksi pola pikir dan pola perilaku masyarakat Sakai yang mendarah daging dan tak mungkin untuk dihilangkan begitu saja. Seperti dalam konsep mata pencaharian, peralatan hidup, upacara-upacara adat, pengobatan dll.
            Upacara Penerimaan Tamu
Sebelum sang tamu bisa diterima untuk masuk ditengah-tengah masyarakat Sakai, terdapat beberapa ritual yang harus dilakukan. Yaitu sang tamu memakan semacam ramuan yang terdiri dari pinang+kapur+gambir. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan tari-tarian yang diiringi senandung nyanyian dan irama gendang oleh pihak suku Sakai. Hal ini dimaksudkan untuk tolak bala/ menghindarkan diri dari segala bentuk kesialan yang mungkin terjadi. Ritual-ritual ini konon tak terlepas dari sejarah. Pada zaman dahulu, Apabila ada orang yang hendak masuk ke kampung suku Sakai harus membawa Uncang Jiak Jiok Pinang Masak Agak-Agak Pipik Sekawan (Sirih, Pinang, Tembakau, Kapur dan Gambir). Jika tidak, maka dianggap sebagai orang jahat dan tidak punya adat. Karenanya akan dikenakan hukum anta (dibawa kerumah Batin (kepala suku), disuruh untuk mandi, lalu disembelihkan ayam & dimasakkan nasi, disuruh untuk makan, kemudian diantar pulang namun ditengah perjalanan ia dibunuh

*      Mata Pencaharian
1.      Berladang
Ladang merupakan faktor pertama dalam memenuhi kehidupan suku Sakai. Fungsi utama ladang ialah guna membedakan antara hak pribadi dan hak sosial keluarga masing-masing. Dalam hal ini, terdapat beberapa proses sebelum seseorang bisa memiliki sebuah ladang dan menjadikannya tumpuan dalam hidup.  Diantaranya :
Ø  Memilihtempatuntukmembuatladang ; perundingan terhadap pihak keluarga atau tetangga, biasanya memilih hutan yang tidak banyak belukar &berada di tanah miring (karna biasanya tanah miring adalah tanah yang subur)
Ø  Membukahutanuntukberladang ; Melaporkan kepada Batin (kepala adat) dan menunjukan wilayah hutan yang akan dibuka, Dibersihkan; Masing-masing panjangnya 50 M & lebar 20 M,  aturan jarakdalam sebuah ketetanggaan ladang haruslah sama.
Ø  MenunggalPadi/Panen ; membiarkan tanah peladangan diguyur  hujan sekitar 1-2 minggu, Melubangkan tanah dengan kayu yang diruncingkan dengan ukuran 1-1,5 cm, menentukan hari untuk mempersiapkan kegiatan menunggal padi
Ø  Upacaramematikantanah ; Dilakukan oleh masing-masing kepala keluarga yang sama-sama membangun ketetanggaan ladang dan meminta perlindungan POTI SOI ( putri Sri, dewi padi)
Ø  menanamkan "jejakbumi" ; Di tanam sebatang limau nipis yang ditambah ramuan-ramuan serta membawa mantera “Pati soi Gemolo soi Siti dayang sempono Tuan, engkau nak besuko-suko ati Ketonggah ladang”
            Apabila orang Sakai tidak mengikuti aturan-aturandiatas yang telah menjadi tradisi maka dapat dipastikan HANTU TANAH atau penunggu ladang akan marah, dengan akibat sang peladang akan sakit dan hasil ladangnya akan buruk di serang hama, babi hutan dan binatang lainnya.
2.      Berburu Hewan
Dalam berburu, orang Sakai menggunakan alat bantu yang dinamakanKonjow; semacam tombak yang terbuat dari besi yang dipanaskan. Dalam proses pembuatannya, Konjowdibekali oleh mantra-mantra yang dimaksudkan agar mereka mendapat kemudahan dalam menangkap buruan. Hewan yang kerapdiburu adalah kera, babi hutan, kijang, dan kancil. Selain itu orang Sakai juga menggunakan konjow dalam menangkap ikan. Hasil dari buruan/tangkapan kemudian mereka gunakan untuk sumber penghasilan (dijual), barter dengan barang lain sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak atau bisa juga untuk kebutuhan lauk pauk sehari-hari

*      Pengobatan
Ø  Suku sakai masih mengandalkan dukun untuk pengobatan yang dipercaya ampuh menyembuhkan penyakit pasien sejak 100 tahun silam. Menurut suku Sakai, dukun adalah dokter terpercaya yang dalam proses pengobatannya dibantu oleh arwah.Tetapi tidak sembarang orang bisa menjadi dukun, syarat menjadi dukun ialah apabila telah mendapat wangsit/keturunan dari saudara lelaki yang juga menuntut ilmu dari dukun lain.  Dari proses persiapan awal pengobatan hingga akhir terdapat ritual-ritual tertentu yang harus dipatuhi. Misalnya dimana pasien membuat miniatur kapal yang di lengkapi bunga, burung tiruan dan menyalakan obor  (tidak selamanya miniatur kapal; sesuai pemintaan sang dukun), juga ketika dukun melakukan ritualmembaca mantra dan berdiri mengambil campuran putih dan kuning untuk disebarkan keseluruh ruangan selama 3x. Hal ini dimaksudkanagar dukun menemukan jawaban akan penyakit yang diderita sang pasien.
Ø  Suku Sakai menggunakan Urek Petoga/semacam ramuan yang sejak dulu diberikan pada setiap bayi agar berbadan kencang dan kuat. Selain itu ramuan ini juga menjadi semacam obat kuat yang menambah vitalitas organ seksual kaum pria. Ramuan Urek Petoga terdiri dari delapan jenis tanaman hutan (utamanya adalah akar dari pohon petoga, berbentuk tipis seperti akar beringin namun sangat keras).  Aturan nya diminum selama tiga hari berturut-turut, namun harinya harus pada 13 hari bulan; sesaat sebelum bulan purnama penuh. Selain itu syarat yang perlu dipenuhi saat mengonsumsi ramuan Urek Petoga yaitu sewaktu minum harus duduk di atas besi. Pada zaman dulu orang Sakai menggunakan batu sangat keras yang  disebut batu besi.
            Kesimpulannya, sistem kepercayaan yang dianut masyarakat Sakai ialah bersifat animistik.Terlepas dari banyaknya orang Sakai yang kini telah menganut agama seperti Islam dan Kristen, namun dalam penerapannya, setiap sendi kehidupan suku Sakai masih sangat dipengaruhi oleh faktor alam, lingkungan dan magis, misalnyadalam mata pencaharian, peralatan hidup, upacara-upacara adat, pengobatan dll. Hal ini secara tidak langsung menjadi suatu konstruksi pola pikir dan pola perilaku masyarakat Sakai yang mendarah daging dan tak mungkin untuk dihilangkan begitu saja.




Sumber : Orang Sakai di Riau. Suparlan Parsudi

1 komentar:

  1. Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu.
    Saya ingin berbagi cerita siapa tau bermanfaat kepada anda bahwa saya ini seorang TKI dari johor bahru (malaysia) dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar bpk hilary joseph yg dari hongkong tentan MBAH WIRANG yg telah membantu dia menjadi sukses dan akhirnya saya juga mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk memberikan nomer toto 6D dr hasil ritual beliau. dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti tembus dan menang RM.457.000 Ringgit selama 3X putaran beliau membantu saya, saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sesukses ini dan ini semua berkat bantuan MBAH WIRANG,saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang dan alhamdulillah kini sekaran saya sudah punya segalanya,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH WIRANG atas bantuan nomer togel Nya. Bagi anda yg butuh nomer togel mulai (3D/4D/5D/6D) jangan ragu atau maluh segera hubungi MBAH WIRANG di hendpone (+6282346667564) & (082346667564) insya allah beliau akan membantu anda seperti saya...






    BalasHapus