Manusia
adalah makhluk dinamis; senantiasa menginginkan perubahan. Sama halnya dengan
pemikiran manusia. Menurut filsuf Auguste
Comte, dalam perkembangan pemikiran manusia terdapat 3 tahap; Teologis,
Metafisik dan Positif. Dalam tahap Teologis manusiapercayabahwadibelakanggejala-gejalaalamterdapatkekuasaantingkatan
yang lebihtinggidarimakhluk-makhlukhidupbiasa.Tahap teologisinikemudian dapatdibagilagimenjaditigaperiode,
diantaranyaadalahAnimisme (Percaya pada ruh-ruh ghaib), Politeisme
(Percaya pada dewa-dewa), Monoteisme (Percaya pada satu Tuhan). Setelah tahap
Teologis, dilanjutkan pada tahap Metafisik dimana manusia mulai percaya pada hukum
alam. Terakhir sekaligus menjadi tahap tertinggi di kehidupan manusia adalah dimana
segala sesuatu harus bisa dibuktikan berdasarkan rasionalitas akal dan
data-data empiris. Namun di zaman serba modern yang menggunakan pola pikir
positif ini, masih terdapat sekumpulan manusia yang berpegang
teguh pada kepercayaan nenek moyang yang bersifat animistik. Salah satunya
adalah suku Sakai (Salah satu suku keturunan Minangkabau yang telah hidup di
pedalaman Riau sejak Abad ke 14.)
Sistem
Kepercayaan yang dianut dan dijunjung tinggi masyarakat Sakai hingga saat ini
adalah bersifat animistik.Inti dari agama nenek moyang masyarakat Sakai ini adalah
kepercayaan terhadap keberadaan Antu/ mahluk gaib yang hidup di sekitar mereka.
Antu mungkin tak terlihat, tetapi mereka ada. Antu juga memiliki kehidupan
layaknya manusia. Mereka hidup berkelompok dan memiliki kawasan pemukiman
layaknya manusia pada umumnya. Pusat pemukiman Antu ini dipercaya berada di
tengah-tengah hutan rimba belantara yang tidak dijamah manusia. Namun tak bisa
dipungkiri bahwasannya akibat banyaknya pembukaan hutan untuk perkebunan sawit,
pemukiman penduduk baru serta program transmigrasi, kepercayaan akan Antu ini
tak lagi sekental dulu. Selain itu juga meskipun kini banyak di antara masyarakat
Sakai telah memeluk agama lain seperti Islam dan Kristen, dalam prakteknya,
peralihan kepercayaan itu tak memupus kebiasaan mereka mempraktekkan ajaran
nenek moyang yang masih diselimuti unsur animisme, magis dan makhluk halus. Hal ini secara tidak langsung menjadi suatu
konstruksi pola pikir dan pola perilaku masyarakat Sakai yang mendarah daging
dan tak mungkin untuk dihilangkan begitu saja. Seperti dalam konsep mata
pencaharian, peralatan hidup, upacara-upacara adat, pengobatan dll.
Upacara Penerimaan Tamu
Sebelum sang tamu bisa diterima
untuk masuk ditengah-tengah masyarakat Sakai, terdapat beberapa ritual yang
harus dilakukan. Yaitu sang tamu memakan semacam ramuan yang terdiri dari
pinang+kapur+gambir. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan tari-tarian yang
diiringi senandung nyanyian dan irama gendang oleh pihak suku Sakai. Hal ini
dimaksudkan untuk tolak bala/ menghindarkan diri dari segala bentuk kesialan
yang mungkin terjadi. Ritual-ritual ini konon tak terlepas dari sejarah. Pada
zaman dahulu, Apabila
ada orang yang hendak masuk ke kampung suku Sakai harus membawa Uncang
Jiak Jiok Pinang Masak Agak-Agak Pipik Sekawan (Sirih, Pinang, Tembakau,
Kapur dan Gambir). Jika tidak, maka dianggap sebagai orang jahat dan tidak
punya adat. Karenanya akan dikenakan hukum anta (dibawa kerumah Batin (kepala
suku), disuruh untuk mandi, lalu disembelihkan ayam & dimasakkan nasi,
disuruh untuk makan, kemudian diantar pulang namun ditengah perjalanan ia
dibunuh
Mata
Pencaharian
1. Berladang
Ladang
merupakan faktor pertama dalam memenuhi kehidupan suku Sakai. Fungsi utama
ladang ialah guna membedakan antara hak pribadi dan hak sosial keluarga
masing-masing. Dalam
hal ini, terdapat beberapa proses sebelum seseorang bisa memiliki sebuah ladang
dan menjadikannya tumpuan dalam hidup.
Diantaranya :
Ø Memilihtempatuntukmembuatladang ; perundingan terhadap pihak
keluarga atau tetangga, biasanya memilih hutan yang tidak banyak belukar &berada
di tanah miring (karna biasanya tanah miring adalah tanah yang subur)
Ø Membukahutanuntukberladang ; Melaporkan kepada Batin (kepala adat) dan
menunjukan wilayah hutan yang akan dibuka, Dibersihkan; Masing-masing panjangnya
50 M & lebar 20 M, aturan jarakdalam
sebuah ketetanggaan ladang haruslah sama.
Ø MenunggalPadi/Panen ; membiarkan tanah peladangan diguyur hujan sekitar 1-2 minggu, Melubangkan tanah
dengan kayu yang diruncingkan dengan ukuran 1-1,5 cm, menentukan hari untuk
mempersiapkan kegiatan menunggal padi
Ø Upacaramematikantanah ; Dilakukan oleh masing-masing kepala keluarga yang
sama-sama membangun ketetanggaan ladang dan meminta perlindungan POTI SOI (
putri Sri, dewi padi)
Ø menanamkan "jejakbumi" ; Di tanam sebatang limau nipis
yang ditambah ramuan-ramuan serta membawa mantera “Pati soi Gemolo soi Siti dayang sempono Tuan, engkau nak besuko-suko
ati Ketonggah ladang”
Apabila
orang Sakai tidak mengikuti aturan-aturandiatas yang telah menjadi tradisi maka
dapat dipastikan HANTU TANAH atau penunggu ladang akan marah, dengan akibat
sang peladang akan sakit dan hasil ladangnya akan buruk di serang hama, babi
hutan dan binatang lainnya.
2. Berburu Hewan
Dalam
berburu, orang Sakai menggunakan alat bantu yang dinamakanKonjow; semacam
tombak yang terbuat dari besi yang dipanaskan. Dalam proses pembuatannya,
Konjowdibekali oleh mantra-mantra yang dimaksudkan agar mereka mendapat
kemudahan dalam menangkap buruan. Hewan yang kerapdiburu adalah kera, babi
hutan, kijang, dan kancil. Selain itu orang Sakai juga menggunakan konjow dalam
menangkap ikan. Hasil dari buruan/tangkapan kemudian mereka gunakan untuk sumber
penghasilan (dijual), barter dengan barang lain sesuai dengan kesepakatan kedua
belah pihak atau bisa juga untuk kebutuhan lauk pauk sehari-hari
Pengobatan
Ø Suku sakai
masih mengandalkan dukun untuk pengobatan yang dipercaya ampuh menyembuhkan
penyakit pasien sejak 100 tahun silam. Menurut suku Sakai, dukun adalah dokter
terpercaya yang dalam proses pengobatannya dibantu oleh arwah.Tetapi tidak
sembarang orang bisa menjadi dukun, syarat menjadi dukun ialah apabila telah
mendapat wangsit/keturunan dari saudara lelaki yang juga menuntut ilmu dari
dukun lain. Dari proses persiapan awal
pengobatan hingga akhir terdapat ritual-ritual tertentu yang harus dipatuhi.
Misalnya dimana pasien membuat miniatur kapal yang di lengkapi bunga, burung
tiruan dan menyalakan obor (tidak
selamanya miniatur kapal; sesuai pemintaan sang dukun), juga ketika dukun melakukan
ritualmembaca mantra dan berdiri mengambil campuran putih dan kuning untuk
disebarkan keseluruh ruangan selama 3x. Hal ini dimaksudkanagar dukun menemukan
jawaban akan penyakit yang diderita sang pasien.
Ø Suku
Sakai menggunakan Urek Petoga/semacam ramuan yang sejak dulu diberikan pada
setiap bayi agar berbadan kencang dan kuat. Selain itu ramuan ini juga menjadi
semacam obat kuat yang menambah vitalitas organ seksual kaum pria. Ramuan Urek
Petoga terdiri dari delapan jenis tanaman hutan (utamanya adalah akar dari
pohon petoga, berbentuk tipis seperti akar beringin namun sangat keras). Aturan nya diminum selama tiga hari berturut-turut,
namun harinya harus pada 13 hari bulan; sesaat sebelum bulan purnama penuh.
Selain itu syarat yang perlu dipenuhi saat mengonsumsi ramuan Urek Petoga yaitu
sewaktu minum harus duduk di atas besi. Pada zaman dulu orang Sakai menggunakan
batu sangat keras yang disebut batu besi.
Kesimpulannya,
sistem kepercayaan yang dianut masyarakat Sakai ialah bersifat animistik.Terlepas
dari banyaknya orang Sakai yang kini telah menganut agama seperti Islam dan
Kristen, namun dalam penerapannya, setiap sendi kehidupan suku Sakai masih sangat
dipengaruhi oleh faktor alam, lingkungan dan magis, misalnyadalam mata
pencaharian, peralatan hidup, upacara-upacara adat, pengobatan dll. Hal ini secara
tidak langsung menjadi suatu konstruksi pola pikir dan pola perilaku masyarakat
Sakai yang mendarah daging dan tak mungkin untuk dihilangkan begitu saja.
Sumber : Orang Sakai di Riau. Suparlan Parsudi
Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu.
BalasHapusSaya ingin berbagi cerita siapa tau bermanfaat kepada anda bahwa saya ini seorang TKI dari johor bahru (malaysia) dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar bpk hilary joseph yg dari hongkong tentan MBAH WIRANG yg telah membantu dia menjadi sukses dan akhirnya saya juga mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk memberikan nomer toto 6D dr hasil ritual beliau. dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti tembus dan menang RM.457.000 Ringgit selama 3X putaran beliau membantu saya, saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sesukses ini dan ini semua berkat bantuan MBAH WIRANG,saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang dan alhamdulillah kini sekaran saya sudah punya segalanya,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH WIRANG atas bantuan nomer togel Nya. Bagi anda yg butuh nomer togel mulai (3D/4D/5D/6D) jangan ragu atau maluh segera hubungi MBAH WIRANG di hendpone (+6282346667564) & (082346667564) insya allah beliau akan membantu anda seperti saya...